Jumat, 28 Desember 2012

PRANATA SOSIAL-FUNGSI, CIRI-CIRI, PROSES, SARANA, dan TIPE


Pranata sosial bertujuan mengatur tindakan-tindakan yang berlaku dalam kegiatan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan pokok bagi manusia. Melalui pranata sosial segala interaksi sosial dan hubungan sosial dikendalikan sehingga tercapai keteraturan.

Fungsi Pranata Sosial


o Sebagai pedoman bersikap dan bertingkah laku menghadapi di masyarakat.

o   Menjaga keutuhan di masyarakat.

              o Memberikan pegangan bagi masyarakaunguk mengadakan pengamatan dan pengandalian sosial.

              o Fungsi Manifes adalah fungsi yang bertujuan lembaganya diakui. Contoh, lembaga ekonomi haru                       menghasilkan dan mendistribusi kebutuhan pokok serta mengarahkan arus ke pihak yang membutuhkan.

              o Fungsi Laten, adalah hasil yang tidak dikehendaki, dan mungkin tidak diakui. Contoh lembaga ekonomi yang tidak hanya memproduksi dan mendistribusi saja tapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.

Ciri-ciri Pranata Sosial

Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, pranata sosial dalam masyarakat memiliki ciri-ciri umum, sebagai berikut :

o Pranata memiliki simbol tersendiri. Contoh seperti cinin kawin, bendera dan kebangsaan.

o Usia pranata sosial lebih panjang dari pad ayang membuat pranata itu sendiri. Contoh, keluargamu sudah berderi sebelum kamu lahir. Dan orang-orang yang membentuk keluarga itu ( nenek dan kakek buyutmu ) umukmnya telah tiada.

o Setiap pranata memiliki adat istiadat, etika, kebiasaan, nilai-nilai, dan unsur-unsur kebudayaannya masing-masing, hal ini bisa di patenkan dalam bentuk tertulis maupun tidak.

o Setiap prana memiliki tata tertibnya sendiri.

o Pranata sosial jug amemiliki perlengkapan. Seperti, pranata rekreasi memiliki bangunan, pramuwisata, dan alat transportasi.

o Pranata sosial juga memiliki tujuan.

Proses Pertumbuhan Pranata Sosial

Dalam sistem norma ada sanksi ( reward system ) yang berlaku jika norma itu di langgar. Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan menjalani proses yang panjang dan lama.

1. Norma Masyarakat

       Supaya hubungan antar manusia berjalan dengan yang di harapkan, maka di bentuklah norma-norma tersebut. Norma tertentu dikatakan melembaga ( institusionalized ) apabilsa norma tersebut sudah memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami dan dimengerti, ditaati, dan dihargai masyarakat.

a. Diketahui
       Tahap ini merupakan tahap terendah. Contoh, seorang murid baru apabila anak tersebut mengetahui tentang norma hidup berteman, maka sudah bisa disebut melembaga meski pada taraf terendah.

b. Dipahami dan Dimengerti
       Tahap ini adalah dimana Tata ( anak baru tersebut ) dapat bersosialisasi dengan teman barunya. Hal ini disebut dipahami.
Lalu, manusia harus mengerti perilaku-perilaku yang terikat oleh batas tertentu. Jika melewati batas, maka orang tersebut pantas mendapatkan sanksi.

c. Ditaati
       Jika kita gunakan kembali perumpamaan di atas, maka dapat kita ambil contoh, misalnya Bu Guru memberikan pekerjaan rumah kepada semua siswanya, maka Tata akan mengerjakan pekerjaan rumah itu di rumah, bukan di sekolah.

d. Dihargai
       Apabila noerma tersebut sudah diketahui, dipahai dan dimengerti, serta sudah ditaati, maka secara langsung kita sudah menghargai norma tersebut.


2. Pengandalian Sosial ( Social Control )
       Pengandalian sosial dapat diartikan sebagai proses baik mendidik, mengajarkan, memaksa, mmebujukindividu agar mematuhi norma yang berlaku dalam masyarakat agar terciptanya suatu keamanan dan ketertiban.

Sifat pengendalian sosial diantaranya :

a. Pengendalian Sosial yang Bersifat Preventif
       Ini merupakan upaya pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangna sosial ( penyuluhan ).
Contoh, membangun atau menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan remaja sebagai pengalihan dari tindakan negatif.

b. Pengandalian Sosial yang Bersifat Kuratif
       Ini merupakan cara untuk kembali memulihkan keadaan seperti sediakala karena sudah terjadinya penyimpangan sosial.
Contoh, memberikan hukuman kepada siswa yang sudah sering telat masuk kelas.


Cara Pengendalian Sosial :
a. Bujukan atau ajakan ( persuasif )
b. Paksaan atau kekerasan ( coercive )
c. Penciptaan situasi tertentu ( compultion )
d. Penyampaian berulang ( pervation )


Sarana Pengendalian Sosial

a. Gosip
       Gosip atau desas-desus merupakan berita yang tersebar karena tindakan ganjil seseorang, tapi, penyebarannya tidak di dasarkan pada kanyataan.

b. Teguran
       Teguran merupakan kritik yang dikemukan secara langsung dan jujur terhadap orang yang melakukan penyimpangan sosial.
c. Hukuman
       Hukuman diberikan kepada orang-orang yang melakukan penyimpangan sosial. Hukuman biasanya diberikan setelah orang tersebut masih melakukan penyimpangan sosial, padahal sebelumnya sudah dilakukan teguran secara berulang-ulang.

d. Pendidikan

       Pendidikan dilakukan untuk membupayam mendidik, mengajar, dan melatih individu untuk mengetahui, mengakui, dan membiasakan diri dengan norma-norma masyarakat.

e. Agama

       Agama meupakan pedoman dan tuntutan bagi manusia untuk berhubungan dengan Tuhan, masyarakat dan dirinya sendiri. Dalam agama ada hal-hal yang diharuskan, dianjurkan dan dilarang. Dan dalam agama pun memiliki sanksi tersendiri, baik di dunia maupun di akhirat.


Tipe-Tipe Pranata Sosial

a. Menurut Perkembangannya
o Crescive institutions disebut lembaga paling primer dan tidak sengaja tumbuh dari adat masyarakat. Contoh perkawinan dan agama.
o Enacted institutions sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Contoh, sekolah untuk pendidikan dan rumah sakit untuk kesehatan.

b. Menurut Sistem yang Diterima Masyarakat

o Basic Institutions adalah lembaga penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Contoh, polisi, pengadilan, sekolah.
o Subordinary institutions adalah lembaga masyarakat yang dianggap kurang penting.
c. Menurut Penerimaan Masyarakat
o Sosial sanctioned institutions adalah usaha yang diterima oleh masyarakat. Contoh, sekolah, koperasi, rumah sakit, dll.
o Unsanctioned institutions adalah lembaga yang dihindari bahkan di tolak masyarakat. Contoh, pelaku tindak kriminal.
d. Menurut Faktor Penyebarannya
o General Institutions adalah lembaga yang meluas dan menyebar hampir mencangkup seluruj dunia. Contoh agama.
o Restricted institutions adalah menyebarannya terbatas pada masyarakat tertentu. Misalnya agama Islam, Kristen, hindu, Buddha yang dianut oleh masayarakat tertentu.

e. Menurut Fungsinya
o Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
o Regulative intitutions adalah yang mengawasi tata kelakukan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut.

Sabtu, 08 Desember 2012

MOBILITAS SOSIAL

Konflik antra kelas sosial



Gerakan (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.

Pengertian

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.


Mobilitas sosial menyangkut tiga hal pokok sebagai berikut.
  1. Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
  2. Dialami oleh manusia sebagai individu maupun kelompok.
  3. Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh individu atau kelompok.
Faktor penghambat mobilitas sosial
     
  • Perbedaan kelas rasia
  • Agama
  • Diskriminasi Kelas
  • Kemiskinan

Beberapa bentuk mobilitas sosial

1. Mobilitas Sosial berdasarkan Tipe
      
       a. Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

       b. Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

       c. Mobilitas Sosial Struktural

Menurut Bassis, mobilitas struktural adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.

       d. Mobilitas Sosial Lateral

Mobilitas sosial lateral disebut juga mobilitas geografis. Mobilitas lateral mengacu pada mobilitas perpindahan orang-orang, baik secara individu maupun kelompok, dari unit-unit wilayah (ruang) satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang.

2.  Mobilitas Berdasarkan Ruang Lingkup

       a. Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah dengan anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Mobilitas antargenerasi mengacu kepada perbedaan status yang dicapai seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri dibandingkan dengan statsu sosial yang dimiliki orang tuanya.

       b. Mobilitas intragenerasi

mobilitas intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa hidupnya (dalam satu generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya.

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial

  • Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  • Ekspensi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

  • Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

  • Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

  • Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang berbeda
Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

  • Kemudahan dalam akses pendidikan 
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.


Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

       1. Angkatan bersenajata

Jasa seorang prajurit walaupun berasal dari kelas sosial yang lebih rendah, seorang prajurit dapat naik ke kelas atau kedudukan yang lebih tinggi karena telah memberikan jasa yang besar di kalngan rekan-rekannya dan karirnya jadi meningkat

       2. Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.

       3. . Lembaga pendidikan

Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.

       4. Organisasi atau perserikatan ekonomi

Orang-orang yang berhasil membangun, memiliki, ataupun terlibat secara kuat dengan lembaga ekonomi swasta atau pemerintah akan menempati kelas-kelas sosial tinggi.


Dampak Mobilitas Sosial

       Dampak Negatif

  • Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.

  • Konflik antarkelompok sosial
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

  • Konflik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

  • Penyesuaian kembali
Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi


Dampak Positif

  • Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.

  • Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.



Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_sosial